Archive for the ‘Traces of The Heart’ Category

Seperti sebuah kaca berdebu.
Tak kan bisa seberkas cahaya matahari dapat menembusnya.
Kecuali, debu itu telah hilang terbasuh.

Begitu pun dengan dosa yang menguasai hati.
Tak kan bisa ketentraman terasa meski ribuan kebaikan dialirkan.
Kecuali, dosa itu telah termaafkan.

elziyadlosofi 🙂

Muhammad Thohawi Elziyad Purnama

mengucapkan

Glitter Words
Mohon maaf lahir dan batin.

Mari menebar kasih sayang, dapatkanlah cinta, dan raih kemenangan.

hidupHidup ini seni.

Itulah pendapatku bagaimana untuk bisa mencatat setiap momen hidup. Seperti aku dulu terlahirkan. Hingga kemarin aku terasa seperti dilahirkan kembali. Tak terlewatkan untuk menulis, seni yang selagi aku bisa menuliskannya. 24 tahun bukanlah usia yang muda. Juga bukan usia yang terlampau tua. Sebuah transisi yang tidak terlambat. Sedikit saja terlambat akan sangat mengganggu.

Seberkas cahaya telah tampak. Aku mencoba berjalan ke arahnya. Melihat apa yang ada dibalik cahaya itu. Dari lorong paling gelap aku memulai langkah. Dari posisi yang hanya bisa merangkak aku mencoba untuk berlari. Secepat mungkin menuju ke arah cahaya itu.

Tembok-tembok yang gelap itu telah tertulis perjalanan selama 24 tahun. Akan terus kutulis sampai penghujung bayangan umbra dari cahaya itu sehingga semakin melengkapi sebuah kesimpulan rupa dibalik cahaya itu.

Begitulah kesenian yang menurutku akan menghidupi. Biarkan hidup terus berlalu, karena setiap tulisan itu akan mengingatkan salah yang harus diperbaiki, dan prestasi yang harus ditempa lebih tinggi.